Mata
Kuliah :
Ilmu Budaya Dasar
Dosen :
Muhammad Burhan Amin
Topik Makalah
Kepribadian
Santun Cerminan Perilaku Seseorang Berbudaya
Kelas : 1-IA22
Tanggal
Penyerahan Makalah : 26 Maret 2013
Tanggal Upload Makalah : 27 Maret
2013
P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya
menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat
sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap
menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
P e n y u s u n
N P M
|
Nama Lengkap
|
Tanda Tangan
|
54412843
|
Muhammad
Aditya Rahman
|
Program Sarjana Teknik Informatika
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan penulis kesehatan
dan akal pikiran sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah Ilmu Budaya
Dasar dengan topik “Kepribadian Santun Cerminan Perilaku Seseorang Berbudaya” dengan
tepat dan cepat. Dengan ini pula, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bp. Muhammad Burhan Amin, selaku dosen
mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
2. Orang Tua saya yang telah memberikan
motivasi serta do’a restu sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini.
3. Rekan-rekan seperjuangan saya di
Universitas Gunadarma yang telah membantu saya dengan semangat belajar yang
tiada henti.
Semoga, penulisan makalah ini
memberikan manfaat yang berarti untuk pembaca umumnya, dan untuk saya khususnya.
Saya sebagai penulis mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam pembuatan makalah ini ada kata atau kalimat yang tidak berkenan di hati
pembaca. Terima kasih.
Jakarta, 24 Maret 2013
( Penulis )
DAFTAR ISI
PERNYATAAN
...............................................................................................
i
KATA PENGANTAR
......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang
.................................................................................
1
1.2 Tujuan ……………………………………………………………..
3
1.3 Sasaran ……………………………………………………………
3
BAB II PERMASALAHAN …………………………………………………
4
2.1
Analisa Permasalahan …………………………………………….. 4
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI …………………………. 5
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………..
5
3.2 Rekomendasi ……………………………………………………....5
DAFTAR REFERENSI ………………………………………………………. 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Norma sopan
santun adalah peraturan hidup yang
timbul dari hasil pergaulan sekelompok itu. Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang
dianggap sebagai norma kesopanan berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan,
atau waktu.
Contoh-contoh norma sopan santun ialah:
- Menghormati orang yang lebih tua.
- Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan.
- Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur.
- Tidak meludah di sembarang tempat.
- tidak menyela pembicaraan.
Norma sopan santun sangat penting untuk
diterapkan, terutama dalam bermasyarakat, karena norma ini sangat erat
kaitannya terhadap masyarakat. Sekali saja ada pelanggaran terhadap norma
kesopanan, pelanggar akan mendapat sanksi dari masyarakat, semisal cemoohan.
kesopanan merupakan tuntutan dalam hidup bersama. Ada norma yang harus dipenuhi
supaya diterima secara sosial. Sanksi bagi pelanggar norma kesopanan adalah
tidak tegas, tetapi dapat diberikan oleh masyarakat, yang berupa cemoohan, celaan, hinaan, atau dikucilkan dan diasingkan
dari pergaulan serta di permalukan.
Sedangkan Kepribadian adalah Kepribadian adalah keseluruhan cara
seorang individu
bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering
dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh
seseorang. Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang
menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut
“berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian
supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan
atribut “tidak punya kepribadian”. Para ahli tampaknya masih sangat beragam
dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian
kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner
Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang
berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan
satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat
dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai
sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah
penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu
proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya
mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi
dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut
dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa
kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan
individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur
psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi
kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga
menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian
individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal,
diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari
Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan
Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori
Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull,
Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin
Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di
dalamnya mencakup :
- Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
- Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
- Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
- Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
- Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
- Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Faktor-faktor penentu kepribadian:
·
Faktor
keturunan, Keturunan merujuk pada faktor genetika
seorang individu.
Tinggi fisik, bentuk wajah,
gender,
temperamen, komposisi otot
dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap,
entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua
dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis,
psikologis,
dan psikologis bawaan dari individu.
·
Faktor
lingkungan, Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter
adalah lingkungan
di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga,
teman,
dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain
yang seorang manusia dapat alami.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui hubungan kepribadian dengan sopan santun antar sesame makhluk social,
dan mengetahui pengaruh kebudayaan yang masuk ke dalam diri seseorang maupun ke
dalam kebudayaan nasional.
1.3Sasaran
Sasaran penulisan makalah ini adalah
bagaimana kita menentukan kepribadian kita dan menjaga kepribadian tersebut.
BAB II
PERMASALAHAN
2.1 Analisa Permasalahan
Analisis
permasalahan Kepribadian Santun Cerminan Perilaku Seseorang Berbudaya dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan
kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek :
1. Kekuatan (Strength)
a. Norma-norma yang berlaku di kehidupan
sehari-hari (baik norma agama maupun norma sosial).
b. Keluarga sebagai dasar penentu kepribadian
seseorang.
c. Terwujudnya hubungan baik antara anggota
keluarga dan lingkungan sekitar.
d. Adanya hubungan antara kepribadian dengan
kebudayaan.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Budaya luar yang masuk secara mudah
sebagai faktor pengaruh terpenting di era globalisasi.
b. Kurangnya perhatian dari anggota keluarga.
c. Kurangnya rasa nasionalisme, dan kurang
sosialisasi/penyuluhan tentang betapa pentingnya menjaga kebudayaan.
d. Faktor dari budaya asing yang lebih
berstatus “bebas” atau “liberal”.
3. Peluang (Opportunity)
a. Menciptakan kepribadian dengan berbudaya
b. Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan cinta
budaya nasional.
c. Mengembangkan potensi diri sebagai makhluk
sosial yang berbudaya.
d. Menjunjung tinggi derajat dan etika dalam
bersosial serta berkepribadian di dalam masyarakat maupun keluarga.
4. Tantangan/Hambatan (Threats)
a. Faktor budaya asing sebagai penghambat
utama dalam penentu kepribadian.
b. Kurangnya rasa ingin tahu terhadap budaya
nasional, dan arti kebudayaan itu sendiri.
c. Hubungan antar sesame makhluk sosial yang
kurang harmonis.
d. Kurangnya rasa cinta tanah air, sebagai faktor
penentu dari kepribadian.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1 Kesimpulan
Dari
penulisan dan analisa makalah ini, penulis mengambil beberapa kesimpulan yaitu
:
a. Kepribadian seseorang adalah cerminan dari
kepribadian bangsa, maksudnya adalah dunia luar akan melihat kepribadian bangsa
Indonesia dengan melihat dari kepribadian masyarakatnya, untuk itu marilah kita
ciptakan kepribadian yang baik.
b. Masyarakat remaja yang masih terpengaruh
dari budaya luar yang bias menentukan baik buruknya kepribadian remaja
tersebut.
c. Kita sebagai warga Negara Indonesia belum
sepenuhnya tahu apa itu arti budaya nasional, terlebih lagi arti dari budaya
sebagai kepribadian bangsa.
3.2 Rekomendasi
Rekomendasi dari sudut pandang sebagai
penulis juga sebagai masyarakat antara lain:
a. Kita butuh budaya sebagai salah satu dasar
penentu kepribadian individu, yang juga sebagai cerminan dari kepribadian
bangsa.
b. Anggota keluarga disarankan untuk saling
mengingatkan apabila ssalah satu dari anggota keluarga tersebut mulai menyimpang
atau melakukan hal-hal yang bisa mengubah apalagi merusak kepribadiannya
tersebut.
c. Kita diwajibkan dan diharuskan untuk
melestarikan kebudayaan nasional, sebagai salah satu dasar dan cerminan
kepribadian bangsa, dengan melakukan penyuluhan sosial dari dini.
d. Kita sebagai warga Negara Indonesia wajib
untuk menyaring budaya-budaya yang masuk ke Indonesia, dengan tujuan agar kita
lebih mencintai budaya nasional ketimbang budaya luar apalagi yang bertentangan
dengan norma agama dan norma sosial.
DAFTAR
REFERENSI
No comments:
Post a Comment